Assalamualaikum, semoga pada sehat yaa. Alhamdulillah kali ini saya akan posting tentang Self Medication of Toothache atau Swamedikasi untuk Sakit Gigi. Sahabat Dunia Farmasi tentu sangat tidak menginginkan yang namanya sakit gigi (yaa jelas pasti), Sakit gigi dapat menyebabkan ngilu yang mampu menghantarkan rasa sakitnya sampai ke otak sehingga kadang yang suka sakit gigi kepalanya ikutan pusing. Baiklah untuk lebih jelasnya mari kita simak pembahasan berikut.
Agar kesehatan gigi dan gusi bisa terawat dengan baik, perlu dilakukan perawatan yang baik. Hal ini dikarenakan:
b. Gigi berlubang (caries) yang sakit dan gusi yang sakit dapat dicegah dengan perawatan gigi yang baik.
c. Pembusukan atau keroposnya gigi yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan dapat menimbulkan infeksi parah yang mengenai bagian-bagian tubuh lainnya.
Untuk menjaga agar gigi dan gusi tetap sehat
a. Hindari makanan yang manis. Makanan yang manis seperti tebu, gula-gula, kue kering yang manis, teh atau kopi yang bergula dapat merusak gigi dengan cepat. Jangan membiasakan anak-anak dengan makanan dan minuman yang manis secara berlebihan.
b. Menyikat gigi dengan baik setiap hari. Segeralah menyikat gigi setelah makan sesuatu yang manis. Mulailah menyikat gigi anak-anak Anda ketika gigi tersebut mucul. Ajari mereka untuk menyikat gigi secara mandiri, dan perhatikan apakah mereka menyikatnya dengan benar.
c. Membubuhkan Fluoride di dalam air minum atau langsung pada gigi akan membantu mencegah lubang pada gigi.
d. Jangan memberikan susu botol kepada bayi yang sudah besar. Mengisap susu dari botol akan membuat gigi bayi mengalami pembusukan.
f. Mengonsumsi minuman beralkohol tidak dianjurkan karena dapat merusak gigi dan gusi.
Gigi Berlubang (Caries)
Untuk menjaga agar gigi yang berlubang tidak menimbulkan rasa sakit atau membentuk kantung nanah (abses), hindarilah makanan yang manis dan sikatlah gigi tersebut baik-baik setiap sesudah makan. Kita dapat pergi ke petugas kesehatan gigi segera untuk membersihkan dan menambal gigi tersebut sehingga gigi dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Perhatian:
Jika gigi berlubang, jangan menunggu hingga rasa sakit menekan. Mintalah petugas kesehatan untuk segera menambalnya, karena akan sangat-sangat sakit bila terkena tekanan dari makanan.
Jika gigi berlubang, jangan menunggu hingga rasa sakit menekan. Mintalah petugas kesehatan untuk segera menambalnya, karena akan sangat-sangat sakit bila terkena tekanan dari makanan.
Plak Gigi
Sesaat setelah selesai menggosok gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lapisan ini dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita konsumsi akan membuat semacam plak di sela-sela gigi, berubah menjadi asam, sehingga merusak gigi.
Sakit Gusi
Plak yang telah mengoroti gigi lambat laun akan berubah menjadi tartar. Plak dan tartar akan membuat gusi teriritasi, merah, dan sering ngilu. Ini dinamakan gejala gingivitis. Tanda paling nyata terkena gingivitis adalah gusi berdarah saat menggosok gigi. Agar kejadian ini tidak terulang, usahakan menggosok gigi secara teratur. Gingivitis tidak dapat disembuhkan karena tulang gigi secara berangsur-angsur hilang. Ini disebut periodontal disease. Tidak ada jalan lain untuk mencegah penyakit ini hanya dengan merawat kesehatan gigi dengan baik.
Cara Menggosok Gigi yang Benar
a. Gosoklah gigi minimal dua kali sehari, atau sesudah makan dan sebelum tidur.
b. Gunakan pasta gigi berfluoride untuk mencegah pengeroposan tulang gigi dan menjaga kesehatan gusi.
c. Mulailah dari sisi gigi satu, diikuti sisi yang lain. Sikat seluruh permukaan gigi, baik yang di luar, belakang, maupun bagian yang tersembunyi.
d. Harap hati-hati ketika menyikat plak pada bagian gigi yang tersembunyi dan sulit dijangkau. Ini dikarenakan gusi bisa berdarah karena gesekan sikat.
e. Jika memungkinkan, setelah menggosok gigi gunakan mouthwash untuk mengurangi bahkan menghilangkan plak dari gigi.
f. Gantilah sikat gigi Anda setiap tiga bulan sekali.
Pengobatan
Salah satu pengobatan mandiri/self medication (swamedikasi) yang dilakukan pasien adalah sakit gigi. Pada umumnya pasien yang datang mengeluhkan gejala gigi yang sakit, nyut-nyut, kadang ada yang bengkak, maupun berdarah. Pasien kebanyakan sudah mengalami gejala selama 1 hari dan datang ke apotek untuk membeli obat dan memilih melakukan pengobatan sendiri.
Sakit gigi yang dialami pasien ketika ditanyakan kebanyakan tidak mengetahui penyebabnya. Pasien yang datang ke apotek untuk meminta obat sakit gigi ditanyakan terlebih dahulu:
1. Bagaimana keluhannya seperti rasa menusuk tajam, nyut-nyut atau konstan, bengkak, berdarah, bernanah, merah, berlubang dan lain-lain dan apakah disertai dengan demam atau tidak;
2.Obat diberikan untuk siapa, apakah untuk pasien itu sendiri atau untuk anak dan ditanyakan umurnya berapa.
Setelah ditanyakan keluhannya dan ketapatan pasien sudah dipastikan baru diberikan obat sakit gigi yang sesuai dengan keluhan pasien tersebut. Obat yang dapat diberikan diantaranya untuk sediaan tablet/kaplet seperti Asam Mefenamat (Mefinal, Ponstan), Kalium Diclofenac (Cataflam), Paracetamol, Celecoxib, Etocoxib
Antibiotika terkadang juga diberikan apabila pasien sudah mengalami gejala infeksi. Pada penggunaan antibiotik perlu diberitahukan kepada pasien untuk diminum rutin dan dihabiskan agar tubuh tidak resisten terhadap bakteri pada penggunaan antibiotik tersebut.
Untuk memilih obat sakit gigi yang akan digunakan, kita hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi tersebut disertai gusi bengkak atau tidak. Parasetamol adalah obat sakit gigi yang manjur. Mekanisme kerja parasetamol sebagai obat sakit gigi adalah dengan menghambat enzim siklooksigenase 3 (COX3) sehingga meredakan nyeri, akan tetapi tidak menyembuhkan bengkak. Khasiat parasetamol selain sebagai obat sakit gigi adalah juga sebagai obat penurun panas.
Untuk sakit gigi yang disertai bengkak, kita hendaknya langsung menggunakan obat antiinflamasi non steroid/AINS (non steroidal antiinflammatory drug/NSAID). Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi dengan cara menghambat enzim siklooksigenase 1(COX1) dan siklooksigenase 2(COX2). Obat sakit gigi jenis NSAID yang bekerja tidak selektif yakni menghambat siklooksigenase 1(COX1) dan siklooksigenase 2(COX2) contohnya antara lain aspirin (asetosal), ketoprofen, diklofenak, serta asam mefenamat.
Untuk mengatasi efek obat AINS terhadap lambung, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni :
1. Sebaiknya digunakan setelah makan (pc) untuk mengurangi efeknya terhadap lambung,
2. Obat golongan AINS umumnya dalam bentuk bersalut selaput yang bertujuan mengurangi efeknya pada lambung, maka jangan digerus atau dikunyah, dan
3. Jika memang menyebabkan lambung perih atau sudah ada riwayat maag atau gangguan lambung sebelumnya, bisa diiringi penggunaannya dengan obat-obat yang menjaga lambung seperti antasid; golongan H2 bloker (simetidin atau ranitidin); golongan penghambat pompa proton/PPI (omeprazol/ lansoprazol), atau dengan sukralfat, misoprostol, atau
4.Alternatif lain yang aman adalah paracetamol
Parasetamol termasuk obat lama yang bertahan lama sebagai analgesik, karena relatif aman terhadap lambung. Juga merupakan analgesik pilihan untuk anak-anak maupun ibu hamil/menyusui. Parasetamol memiliki sedikit perbedaan dalam target aksi obatnya. Parasetamol tidak berefek sebagai anti radang, tetapi lebih sebagai analgesik dan anti piretik (obat turun panas).
Sumber:KSDGI-DEPKES/RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar