Selamat datang di blog Dunia Farmasi Informasi Dunia kesehatan, Tips Kesehatan dan Ilmu Dunia Farmasi - Kenali Obatnya, Obati Penyakitnya
Social Media

Rabu, 07 Mei 2014

HIV/ AIDS

Definisi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga daya tahan tubuh melemah bahkan hilang akibatnya sangat mudah terserang penyakit infeksi.

Penyebab
Jadi penyebabnya adalah virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik.

Gambaran Klinis
- Kategori klinis A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfadenopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit penyerta.
- Kategori klinis B terdiri atas kondisi dengan gejala pada remaja/ dewasa terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling kurang satu dari beberapa kriteria berikut:


   1. keadaan yang dihubungkan dengan adanya infeksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (cell mediated immunity) atau
   2. kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis akibat komplikasi infeksi HIV dengan contoh Angiomatosis basilari; kandidiasis orofaringeal; kandidiasis vulvovaginal; Displasia leher rahim; demam 38,5 derajat Celcius atau diare lebih dari 1 bulan.
- Kategori klinis C meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS misalnya: trakea dan paru; kanker leher rahim invasif; herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan; sarkoma kaposi L.primer di otak; taksoplasmosis di otak.

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah. Pada pemeriksaan darah dilakukan tes langsung terhadap virus HIV atau secara tidak langsung dengan menentukan antibodi yang telah lebih mudah dilaksanakan. Saat ini banyak jenis tes yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas tinggi yang tersedia.

Pengbatan/ Penatalaksanaan
Ada tiga golongan ARV yang tersedia di Indonesia:

1. NsRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor): obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus dapat bereplikasi. Obat dalam golongan ini adalah:
     - Zidovudine (ZDV atau AZT)
     - Lamivudine (3TC)
     - Didanosine (ddI)
     - Zalcitabine (ddC)
     - Stavudine (d4T)
     - Abacavir (ABC)
2. NNsRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor): obat ini berbeda dengan NsRTI meskipun juga menghambat proses perubahan RNA menjadi DNA. Obat dalam golongan ini adalah:
     - Nevirapine (NVP)
     - Efavirenz (EFV)
     - Delavirdine (DLV)
3. PI (Protease Inhibitor) obat ini bekerja menghambat enzim protease yang memotong ranta panjang asam amino menjadi protein yang lebih kecil. Obat dalam golongan ini adalah:
     - Indinavir (IDV)
     - Nelfinavir (NFV)
     - Saquinavir (SQV)
     - Ritonavir (RTV)
     - Amprenavir (APV)
     - Lopinavir (LPV/r)


Cara mencegahnya
  1. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah
  2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
  3. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)
  4. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
  5. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
  6. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
  7. Rajin beribadah, karena dengan beribadah Iman menjadi kuat sehingga perilaku negatif dapat dihindari.

Penularan HIV
  1. Hubungan seks kelamin: HIV yang terdapat dalam cairan sperma akan pindah kedalam alat kelamin wanita sehingga dengan cepat virus tersebut masuk kedalam tubuh wanita
  2. Hubungan seks oral: sama dengan point pertama, hanya saja melalui mulut dan virus lebih cepat menyebar ke dalam tubuh
  3. Hubungan seks melalui anus
  4. Transfusi darah: penularan begitu cepat karena langsung melalui darah. kemungkinannya sangat kecil karena sebelum melakukan transfusi, darah akan dicek
  5. Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik): jangan pernah menggunakan jarum bekas atau jarum tindik secara bergantian karena Anda tidak tahu apa orang tersebut pengidap HIV atau tidak. Darah yang membekas dijarum tindik juga bisa menular ketika dipakai
  6. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Sumber: Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas/ Depkes RI

Tidak ada komentar:

Terima Kasih telah berkunjung, Semoga selalu diberikan kesehatan oleh-Nya Aamiin
Designed By Muhammad Adnan Andriawan