Jantung berdebar adalah tanda cepatnya metabolisme dalam tubuh. Salah satu pemicu percepatan detak jantung adalah karena adanya gangguan pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang dapat menstimulasi metabolisme setiap sel didalam tubuh.
Hipertiroid dan peningkatan metabolisme
Rangsangan tersebut akan semakin besar apabila hormon tiroid yang dihasilkan juga semakin banyak. Akibatnya, metabolisme pun akan semakin cepat. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi hipertiroid dan membuatnya mengalami deg-degan.
Dilansir dari Kompas Health, menurut Tri Juli Edi Tarigan, seorang ahli endokrin dari FKUI-RSCM, peningkatan metabolisme adalah salah satu gejala hipertiroid. Hipertiroid merupakan suatu kondisi di mana terjadi kelebihan produksi dan distribusi hormon tiroid. Hal ini berbeda dengan tiroitoksikosis. Walaupun mirip, tiroitoksitosis adalah kelebihan hormon tiroid yang tidak selalu diproduksi kelenjar tiroid. Hormon ini dapat dihasilkan oleh kelenjar lainnya yang tumbuh namun juga menghasilkan tiroid. Keduanya mempunyai gejala yang sama, yakni peningkatan kecepatan metabolisme tubuh.
Tri menjelaskan, Hormon tiroid yang mendominasi tubuh manusia ada dua jenis, yaitu T3 dan T4. Hormon T3 merupakan kependekan dari triiodothyronine, sedangkan T4 merupakan kependekan dari thyroxine. Sebelum dilepaskan ke dalam darah, hormon T4 diubah menjadi T3 terlebih dahulu. Hormon T3 lebih aktif untuk mempengaruhi metabolisme dalam tubuh.
Jumlah hormon tiroid yang diproduksi setiap orang tidaklah sama. Maka dari itu, kategori berlebih dalam hipertiroid juga berbeda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari metabolisme dan tempat seseorang memeriksakan hormon tiroidnya. Walaupun jumlah hormon tiroid berbeda, gejala hipertiroid pada setiap orang adalah sama, seperti diare, rambut rontok, berat badan terus turun, dan emosi labil.
Tri menjelaskan, sampai saat ini masih belum diketahui penyebab awal mengapa produksi dan distribusi hormon tiroid bisa berlebih. Namun ada beberapa keadaan yang bisa menyebabkan perubahan produksi maupun distribusi hormon tiroid, yakni penyakit graves dan TMNG (Toxic Multinodular Goiter). Graves lebih sering ditemukan pada pasien hipertiroid dengan prosentase 80-90 persen.
Graves merupakan penyakit autoimun yang diakibatkan oleh hilangnya sensitivitas kelenjar tiroid pada TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Hal ini menyebabkan produksi tiroid tetap tinggi kendati TSH dihasilkan dalam jumlah yang rendah. Penyakit ini memungkinkan untuk diturunkan secara genetik, dan umumnya sering terjadi pada wanita.
Sementara itu, TMNG merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid sudah semakin tua hingga menggumpal. Gumpalan tersebut bisa jadi ada yang bersifat otonomi, sehingga dapat menghasilkan hormon tiroid secara bebas. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan berlebihnya hormon tiroid dalam tubuh.
Meskipun tidak diketahui penyebabnya, namun hipertiroid masih bisa tetap dicegah. Kendati tidak bersifat spesifik, namun upaya yang bisa dilakukan meliputi peningkatan kesehatan secara umum. Misalnya adalah mengurangi konsumsi kopi dan iodin, terutama yang sering berdebar-debar. Pencegahan harus dilakukan terutama pada orang yang mempunyai keturunan hipertiroid.
Hipertiroid tidak menyerang golongan tertentu, dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, wanita mempunyai kemungkinan yang lebih besar karena kondisi hormonalnya.
Apakah Hipertiroid bisa diobati?
Tri mengatakan, bahwa hipertiroid bisa diatasi dengan melakukan operasi, penggunaan radio iodine, dan mengonsumsi obat. Untuk mengonsumsi obat, diperlukan waktu setidaknya sekitar dua tahun. Hal yang perlu diketahui adalah obat mempunyai sifatnya sendiri, dan obat yang diberikan juga tergantung dari kebutuhan pasien. Berbagai macam obat yang diberikan sifatnya menekan produksi dan distribusi hormon dari kelenjar, atau menekan konversi T4 ke T3.
Selain pengobatan, Tri menyarankan pada penderita untuk menjauhi pemicu kelebihan produksi dan distribusi hormon tiroid. Penderita disarankan untuk tidak mengonsumsi garam yang kaya iodin terlalu banyak, serta mulai menerapkan pola hidup yang lebih sehat seperti menghindari rokok dan mengonsumsi banyak buah dan sayuran.
Sumber: Kompas-Health
Tidak ada komentar:
Posting Komentar